Latar Belakang Masa Penjajahan Belanda dan Periode

Home / Single Post

Priode masa penjajahan belanda di Indonesia sebenarnya berlangsung selama lebih dari tiga abad. Hal ini mempunyai dampak sangat besar.

Pada awal abad ke-17 penjajahan ini dimulai, dan berakhir di pertengahan abad ke-20. Tepatnya tahun 1945, saat Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.

Latar Belakang Masa Penjajahan Belanda

Secara umum, latar belakang Penjajahan Belanda ini cukup signifikan. Berikut ini sudah ada penjelasan terkait masa penjajahan Belanda, yaitu:

  • Kedatangan Bangsa Eropa

Di Indonesia, awal era penjajahan ini dimulai dengan kedatangan bangsa Eropa. Portugis sendiri pertama kali tiba sejak abad ke-16 paling awal.

Lalu diikuti oleh negara Inggris, Spanyol, serta Belanda. Motivasi utamanya di pasar Eropa, untuk mencari rempah-rempah yang berharga.

  • Pembentukan VOC

Belanda pada tahun 1602, telah berhasil membentuk Perusahaan Hindia Timur atau Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). VOC ini di Asia telah diberi hak monopoli untuk berdagang oleh pemerintah Belanda. Di mana VOC ini fungsinya sebagai perusahaan perdagangan yang mempunyai kekuatan militer.

  • Ekspansi VOC

Di berbagai wilayah Nusantara, VOC mulai mendirikan pos-pos benteng dan perdagangan. Di mana VOC ini pusat aktivitasnya di Pulau Maluku, Jawa, dan pulau lainnya.

Di pulau ini kaya akan rempah-rempah. VOC pada tahun 1619, telah berhasil mengganti nama menjadi Batavia (sekarang Jakarta), dan menguasai Jayakarta tersebut. Ini menjadi pusat dari perdagangan dan administrasi.

Periode VOC (1602-1799)

Selain latar belakang di atas, individu juga harus tahu periode VOC tahun 1602-1799, antara lain:

  • Monopoli Perdagangan

VOC ini telah menawarkan kebijakan monopoli perdagangan yang lebih ketat. Khususnya, terhadap rempah-rempah lainnya seperti pala, cengkeh, serta lada.

VOC ini akan mengendalikan pasokan dan harga dengan ketat. Bahkan, sering kali melakukan kekerasan dengan penduduk yang kerja samanya ditolak.

  • Sistem Tanam Paksa

VOC di berbagai daerah, telah memaksa petani setempat. Hal ini untuk bisa menanam tanaman komoditas yang ditentukan.
Lalu menjualnya hanya kepada VOC dengan harga lebih rendah. Seringkali kebijakan ini memicu perlawanan dan menyebabkan penderitaan berat bagi petani.

  • Keruntuhan VOC

Manajemen buruk, korupsi merajalela, serta persaingan dengan perusahaan dagang lainnya, tentu menjadi penyebab VOC tersebut bangkrut. VOC pada tahun 1799, resmi dibubarkan. Bahkan, seluruh asetnya telah diambil alih oleh pemerintah Belanda.

Masa Pemerintahan Kolonial Belanda (1800-1942)

Wilayah yang dikuasai VOC setelah pembubaran, dilihat memiliki koloni resmi di bawah administrasi pemerintah Belanda. Ini terkenal sekali sebagai Hindia Belanda.

Pemerintah Belanda sendiri juga telah menerapkan berbagai macam kebijakan sosial, ekonomi, serta politik. Tujuannya untuk bisa mengendalikan dan mengelola koloni ini.

Pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1830, ini telah dikenal sebagai Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel). Di mana saat itu petani pribumi wajib sekali menanam tanaman ekspor. Misalnya saja seperti tebu, kopi, serta nila.

Hasil panen tersebut tentu harus bisa terjual kepada pemerintah kolonial. Di mana harganya cukup rendah. Bagi Belanda, sistem satu ini juga telah menghasilkan keuntungan cukup besar. Namun, malah membuat rakyat Indonesia mengalami penderitaan yang luar biasa.

Kritik terhadap kebijakan kolonial yang eksploitatif pada awal abad ke-20, tentu mendorong penerapan Politik Etis. Tujuannya untuk bisa memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial pribumi hanya melalui irigasi, pendidikan, serta migrasi.

Walaupun niatnya baik, namun seringkali implementasinya tidak merata. Bahkan, bagi rakyat Indonesia tidak sepenuhnya menguntungkan. Jadi bisa dikatakan masa penjajahan Belanda ini cukup panjang.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, masa penjajahan Belanda di Indonesia ditandai dengan eksploitasi ekonomi, penderitaan rakyat, dan perjuangan panjang menuju kemerdekaan.

Latest Post

Join Our Class

Professional

$59.00

Monthly

Et malesuada fames ac turpis.

Sodales ut eu sem integer vitae.

Mi eget mauris pharetra et ultrices.

Rhoncus dolor purust.

Proin fermentum leo vel orci.